"Maaf Belum Ada Pengumuman CPNS"

Author: oengz // Category: ,
PNS,...PNS,...dan PNS,....lagi-lagi makhluk yang satu ini selalu saja menyita perhatian hampir semua kalangan. Kabar terbaru menyebutkan bahwa event besar CPNS Banjarnegara akan dilaksanakan pada Oktober ini. Tapi tak jelas tuh kelanjutannya.

Saya pun merasa perlu untuk ikut meramaikan peristiwa besar ini. Apalagi ini terjadi di kandang sendiri, Banjarnegara. “Ayo Ung,..ikut daftar aja,..ikut kompetisi..,” ini kata teman saya beberapa waktu lalu. Ah,..ini sih bukan kompetisi lagi sepertinya. Kompetisi itu 1 berbanding 5, .. 1 berbanding 10 atau 1 berbanding 20. Nah itu baru wajar kalau disebut sebagai kompetisi. Tapi lain dengan hajatan akbar seperti CPNS. Puluhan,..ratusan dan bahkan ribuan yang memperebutkan 1 atau 2 formasi. Wah,..wah..luar biasa. Kalau sudah begitu, nasib yang akan bertindak.he.he. “Orang pintar itu bisa kalah sama orang yang beruntung”,...ini kata orang-orang tua dulu. Oke lah,..tak ada salahnya saya coba daftar. Lagi pula ini kan CPNS Pemda. Local event gitu loh. Toh menang dan kalah bukanlah yang utama buat saya. Siapa tau aja saya bisa dapat kenalan, he.he....

Hari pun terus berlalu dan kabar itu terasa menguap tanpa bekas. Kemana gerangan makhluk itu pergi? Kok seperti datang tak dijemput pulang tak diantar. Tidak jelas kapan realisasinya. Wah,..bakal heboh besar nih kalau sampe batal. Jadi harap-harap cemas deh menanti kabar berita indah itu.

Ingat PNS jadi ingat teman saya yang super agresif mengejar PNS. Salut untuk tekadnya yang sangat tinggi meraih mimpi menjadi seorang abdi negara. Meski harus melintas badai, mendaki gunung, melewati ribuan mil perjalanan ke barat, timur, utara dan selatan tanpa kakak pertama dan ketiga,...ia rela melakukannya. Semuanya hanya untuk 1 tujuan,..1 mimpi dan 1 harapan...yaitu PNS..PNS..PNS...dan PNS. PNS,...satu untuk semua. ha.ha..tapi sayangnya usaha yang dia lakukan masih belum terlihat hasilnya,.. alias gagal maning gagal maning son. Toh itu tak menyurutkan semangatnya pada tujuan utama selama ini. PNS...now or never...PNS never die,...

Kembali ke laptoop,..ups, sori,..kembali ke CPNS Pemda lagi. Demi menyukseskan event yang akan digelar ini maka saya pun sengaja menambah daya jelajah saya hingga ke kantor BKD Banjarnegara,..setidaknya numpang lewat saja di depan kantornya, he.he...

“Wah,..hari ini kok sepi ya BKD nya”..tak apalah,..mungkin info nya dipasang besok. “Lho, kok masih sepi,..”...wah, sepertinya molor lagi nih jadwalnya. Ya sutra lah.

Masih dengan itikad baik saya untuk mendukung hajatan besar itu, saya pun iseng-iseng browsing di internet. Entah karena jodoh atau bukan,..saya menemukan blog BKD di situ. Tapi ada sebait tulisan yang langsung menarik mata saya. Sebuah karya yang mungkin mampu menghentakkan dunia per PNS an.

“Maaf, Belum Ada Pengumuman CPNS”. Kata-kata ini begitu rapi tersusun di sudut blog.

Hmm,..PNS oh PNS...

Sekali Lagi Tentang ASTRO

Author: oengz // Category:

Secara tidak sengaja saya membaca sebuah pengumuman yang sangat mengejutkan di Kompas.com kemarin siang. “ASTRO berhenti siaran”. Demikian tulisan yang terpampang dan segera saja menarik rasa penasaran saya untuk mengecek kebenaran berita itu di http://www.directvisiontv.com/. Ternyata memang benar bahwa PT. Direct Vision selaku operator ASTRO di Indonesia telah menghentikan seluruh siaran ASTRO terhitung sejak tanggal 20 Oktober 2008 pukul 00.00 WIB sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan. Hmmm,...

Padahal awal kemunculan ASTRO di Indonesia begitu mengguncangkan jagat pertelevisian satelit di Indonesia. Bahkan Indovision pun kebakaran jenggot berkat kontrak Liga Inggris yang dimiliki ASTRO selama 3 musim sejak 2007 lalu (ini yang ternyata menipu,...lha wong cuma 1 tahun sudah kabur kok he.he).

Tapi untungnya keterkejutan itu hanyalah sesaat karena saya bukan pelanggan mereka. ha.ha....

Isi Rimba Tak Ada Lagi

Author: oengz // Category:

Biasa,...rutinitas Lebaran adalah road to Banjarnegara dan Banyumas. Itu yang selalu menjadi agenda. Tapi ada yang berbeda sepertinya. Perjalanan itu terasa begitu panas dan menyengat. Memang sih tidak biasanya saya peduli dengan hal-hal seperti itu. Tapi yang ini bener-bener panas yang luar biasa. Apalagi sudah bulan ke 10 nih. Tapi kok hujannya belum nongol juga.


Berkat perjalanan itu pun saya terpaksa memaklumi kepanasan yang saya rasakan, karena ternyata kehijauan yang biasanya masih terlihat di kanan kiri jalan kini seolah menghilang entah kemana. Untuk bertanya kepada rumput yang bergoyang pun sepertinya tak bisa lagi.

Tiba-tiba saja terlintas bayangan-bayangan negatif di pikiran saya. Kecemasan, kecemasan,....dan kecemasan,....cemas jika membayangkan anak cucu saya tidak bisa menikmati indahnya alam pegunungan. Takut jika membayangkan anak cucu saya harus mengeluarkan banyak uang untuk minum apalagi untuk mandi dan buang air.

Ya,...pegunungan yang kami lalui itu tak lagi hijau,...wajah mereka berubah cokelat,... tandus,...gersang..hmmm,...apa gerangan yang terjadi?

“Isi Rimba Tak Ada Lagi”,...ini adalah judul lagu yang dinyanyikan oleh Bang Iwan Fals entah album ke berapa dan entah tahun kapan ia menyanyikannya. Dan bukan sulap bukan sihir, lagu ini cocok dengan kondisi saat ini. Hutanku benar-benar kosong. Hampir setiap hari saya melihat truk-truk pengangkut kayu melintas di depan rumah. Entah mereka legal atau tidak.

Tapi apalah dayaku mengubah itu semua seorang diri. Lha wong Menteri Kehutanan saja terlibat alih fungsi hutan lindung di Sumatera Selatan kok. Bagaimana hutan kita mau LESTARI kalau sudah begitu,..

Ah,...tapi saya tidak terkejut dengan hal itu,..memang mereka kan pintar berdalih. Bukankah dari dulu kita juga selalu menikmati berita banjir dan longsor di TV kita. Mereka pun selalu mengeluarkan janji-janji yang sama. “Jagalah Hutan Kita”,...”Hutan Untuk Masa Depan”,....tanpa ada kejelasan realisasi,...

Yah,...ini hanya unek-unek kecil dari saya.

Kupat Tahu Pak Moen

Author: oengz // Category: , ,
Iseng-iseng saya mencoba membeli kupat tahu yang pernah jadi langganan saya di alun-alun kota Banjarnegara kemarin pagi. Kerinduan akan rasanya yang KHAS adalah tujuan utama saya. Menikmati sejuknya semilir angin di rindangnya pepohonan Alun-alun adalah yang kedua. Iseng-iseng nongkrong sembari mengintip peluang berkenalan dengan cewek barangkali jadi “hidden agenda” saya...ha. ha.. tapi seperti biasa, keisengan saya selalu dibayangi kecemasan dan kegundahan. Selalu ada tanya dalam setiap langkah saya,...”Wah,...berapa harga sebungkus kupat tahu sekarang ya?”....”Bulan kemarin saja sudah naik Rp 500,..”....

“Kupat Tahu Pak Moen”. Begitu tulisan di gerobak kebanggaannya yang telah puluhan tahun menemani. Sayang sekali saya tidak tahu persis kapan Pak Moen memulai usaha itu. Satu hal yang pasti, beliau sudah mulai eksis sejak saya SMP (mungkin pertengahan 1990-an..). Lokasi favoritnya pun masih sama,..Alun-alun Kota Banjarnegara. Cuma bedanya harga per bungkus kupat tahu waktu itu masih Rp 500. Hmmm,....

Sebuah kerugian besar bagi saya karena saya belum pernah mencoba kupat tahu Pak Moen saat harganya masih Rp 500. Tentu saja menjadi kerugian karena ternyata itu adalah harga terendah yang pernah saya tahu sepanjang karir Pak Moen.

Rp 1500 adalah harga pertama yang saya garansikan untuk satu bungkus kupat tahu milik Pak Moen. Lumayan,...lagipula itu masih terhitung murah jika dibanding rasanya yang Khas dan Super Lezat.

Hari pun terus berlalu mengiringi perjalanan Pak Moen dengan gerobak setianya. Saya pun selalu berusaha sekuat tenaga menjaga rutinitas nongkrong di antara konsumen yang antri untuk membeli kupat tahu. Tapi selalu saja ada keterkejutan dalam momen itu. “Berapa pak semuanya?”,tanya saya. Rp 3000 sudah saya siapkan untuk dua bungkus kupat tahu yang saya pesan. “...Rp 4000 mas”, jawab Pak Moen.

Hmmm, tak apalah,..toh hanya naik Rp 500 dibanding bulan kemarin. Keterkejutan itu masih kalah kuat dibanding keinginan untuk kembali merasakan kenikmatannya yang khas.

Rutinitas itu masih cukup terjaga meski tak lagi seperti biasanya. Kecemasan kembali menghampiri saat kerinduan mencicipi kelezatan kupat tahu itu muncul. Saya pun memberanikan diri melangkahkan kaki ke alun-alun. Masih dengan pertanyaan yang sama untuk agenda tersebut. Tapi rupanya kali ini Pak Moen sudah memiliki jawaban tersendiri. “....Rp 5000 mas dua bungkus”, jawab Pak Moen. Tak apa,..keterkejutan yang saya alami masih belum seberapa jika dibanding keinginan kuat untuk meredakan kegilaan kupat tahu di lidah saya.

Akhirnya tiba juga saat klimaks dari semua keterkejutan saya selama ini terhadap jawaban Pak Moen yang selalu berbeda, Minggu pagi tanggal 12 Oktober 2008. Meski dengan kegundahan yang sama seperti biasanya, saya mencoba kembali menghadiri momen yang pernah saya agungkan itu tempo doeloe. Kegalauan ini begitu terasa menanti jawaban apa yang akan beliau berikan.

Dan memang benar,...ternyata untuk kesekiankalinya Pak Moen memberikan jawaban yang berbeda. Tapi sepertinya keterkejutan yang muncul benar-benar memuncak tak terkira.
“...Rp 12000 mas dua bungkus”, jawab Pak Moen.
Hmmmm,......apakah ini kunjungan saya yang terakhir?.....

Sebuah Keyakinan

Author: oengz // Category:
Berkumpul dengan keluarga besar Ayah saya selalu menjadi agenda di hari kedua Lebaran yang lalu. Tepatnya adalah di Banyumas. Tapi entah kenapa selalu saja ada perasaan malas melakukannya. Sepertinya semua terasa hambar dan tak bermakna bagi saya. Apa mungkin karena jarang berinteraksi dengan mereka?,...bisa jadi demikian. Tapi sepertinya karena ada pertanyaan-pertanyaan aneh nan mematikan yang selalu mereka lontarkan. “...gimana sekarang,...nglamar kemana aja?”,...”Kerja di mana nih sekarang?”,....dan seterusnya dan seterusnya. Hmmm, menyebalkan....

Memang sih, di satu sisi saya merasa semakin termotivasi untuk membuktikan kehebatan bisnis yang saya yakini selama ini. Tapi di sisi lain juga ada perasaan dongkol dan kesal. Seolah-olah saya akan begitu dihargai dan diagungkan jika saya sudah KERJA,...(apa pun pekerjaannya mungkin). Seolah-olah hanya karena saya di rumah maka saya itu tidak melakukan apa-apa. Aneh....

Seringkali saya sulit memahami jalan pikiran para orang tua (mungkin mereka juga merasakan hal yang sama terhadap saya,he.he...). Apakah status seseorang itu hanya dilihat dari seberapa pagi ia berangkat dan seberapa sore ia pulang ke rumah sementara ia justru tampak tidak menikmati jerih payahnya. Terjebak dalam kehampaan rutinitas dan penghasilan yang pas-pasan.

Hmmm,...yang ingin saya lakukan saat ini adalah MEMBUKTIKAN Keyakinan saya. Insya Allah,...saya akan tunjukkan kepada mereka. Saya akan miliki semua yang bisa saya miliki, (ya iyalah,...kalo nggak bisa mah ngapain susah-susah nyari..he.he..). Saya akan tunjukkan bahwa saya bisa sukses. Sukses,...Sukses,....Sukses.....