HUJAN ; Riwayatmu Kini

Author: oengz // Category: ,
Bagi umat MUSLIM dan seluruh umat manusia, tetesan HUJAN adalah salah satu bentuk KASIH SAYANG ALLAH. Ketika hujan turun maka terlimpahkanlah RAHMAT ALLAH kepada kita semua. Hujan pula yang menumbuhkan biji-bijian, menyuburkan tanaman dan bumi ini dari segala kegersangan. Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah di beberapa surat di Al Qur’an. Sungguh tak ada sedikit pun keraguan atas hal itu.
INDONESIA menjadi salah satu negara yang PALING BERUNTUNG di dunia ini. Betapa tidak, curah hujan yang diterima sangat besar dibanding negara lain, daratan yang berpotensi menerima LIMPAHAN RAHMAT-NYA pun sangat luas. Keanekaragaman hayati ??!! Luar biasa,..menakjubkan,..menjadi GUDANGnya SPESIES LANGKA dan salah satu penyangga kehidupan BUMI. Apa lagi yang kurang? Semua sudah tersedia,..dan kita tinggal menikmati dan melestarikannya bukan? INDONESIA pun menjuluki dirinya dengan UNTAIAN ZAMRUD KHATULISTIWA. Hmmm...betapa BERUNTUNGnya kita,..manusia INDONESIA,..ALLAH memberikan kita sebuah AMANAH,..hanya kepada kita,..ya,..hanya kita.
Entah disadari atau tidak, kita sangat TERLENA dengan keadaan itu. Begitu bersemangatnya kita menikmati semua itu,..bahkan hingga lupa menyampaikan rasa TERIMAKASIH kita kepada SANG PEMBERI AMANAH. Kenapa? Karena kita lupa melestarikan amanah itu,...kita lupa bahwa esok hari anak-anak kita, cucu-cucu kita nanti masih membutuhkan AMANAH itu.
Sampai detik ini pun HUJAN masih MAMPIR ke INDONESIA. Itu artinya RAHMAT ALLAH masih terlimpahkan kepada kita. IA masih menyayangi kita dengan HUJAN meskipun kita TIDAK TAHU TERIMAKASIH. Apakah RAHMAT itu bisa diterima dengan baik oleh KITA saat ini. Ternyata TIDAK. Karena menurut kita, HUJAN membuat INDONESIA TENGGELAM. Bayangkan saja, berapa EVENT yang terselenggara berkat HUJAN. Ada BANJIR dan LONGSOR, sementara GEMPA masih mengintai dan mencari kesempatan untuk menampakkan diri. Karena BANJIR, maka banyak saudara kita kehilangan NAFKAH bahkan NYAWA. Karena BANJIR, maka JAKARTA dipermalukan dengan SKOR TELAK berulang-ulang. Jika JAKARTA merasa malu, SELURUH RAKYAT pun lebih merasa MALU lagi. PINTU GERBANGNYA saja sudah kebanjiran, bagaimana dengan bagian dalam rumah?
Sebagian dari kita menganggap bahwa HUJAN telah berganti makna...HUJAN seolah menjadi hal yang TABU untuk dibicarakan. Ia begitu menakutkan saat datang. Ketika HUJAN tak kunjung datang, KITA berkeluh kesah hingga sampai MENIRU keajaiban HUJAN.
Oh,..alangkah malangnya KITA...yang tidak tahu TERIMAKASIH. Semoga ini semua BUKANLAH AZAB,...semoga ini hanyalah PERINGATAN dari SANG MAHA PENGASIH dan PEMURAH..

0 Responses to "HUJAN ; Riwayatmu Kini"

Post a Comment