Teladan Terbaik "Old Soldiers"

Author: oengz // Category:
Di antara talenta-talenta muda jagad sepakbola dari berbagai belahan dunia, ternyata peran pemain senior dalam skuad inti jelas tidak bisa diremehkan. Keunggulan kematangan dan pengalaman mampu menutupi kekurangan mereka dalam segi fisik. Saya mencoba menyusun beberapa pemain senior yang masih aktif yang mampu menjadi panutan bagi pemain muda dan telah menjadi legenda tersendiri meski mereka belum pensiun.


Paolo Maldini
(Milan, 26 Juni 1968)
(pos. : Left Back/Left Wing Back/Centre Back)

Debut pertama Maldini bersama AC Milan terjadi pada 20 Januari 1985 melawan Udinese. Posisi asli Maldini adalah wing back kiri (left wing back/left back). Meski belum memutuskan pensiun, namun Maldini telah menjadi legenda. Maldini adalah Milan, Milan adalah Maldini. Tak ada yang meragukan dedikasi dan loyalitasnya terhadap Milan. Sudah lebih dari dua dekade Maldini memberikan segalanya hanya untuk Milan. Sesuatu yang sungguh luar biasa dan sebuah hal yang langka di jaman sepakbola modern seperti saat ini dimana loyalitas makin terkikis oleh kegelimangan uang.

Sebagai seorang bek, Maldini memiliki kualitas teknik nyaris sempurna. Postur yang ideal, kuat, jago duel udara, tackle bersih dan yang utama adalah kematangan dan kharismanya baik di dalam maupun di luar lapangan. Maldini adalah seorang pemain sekaligus seorang ayah yang baik. Hal inilah yang membuatnya berbeda. Kehadiran Maldini bisa memberikan rasa aman bagi pemain lain maupun kiper. Hampir semua gelar bergengsi telah ia raih bersama Milan. Kekurangan Maldini hanya satu, yaitu tidak meraih gelar bergengsi bersama Italia. Prestasi terbaiknya bersama timnas adalah membawa Italia sebagai runner up Piala Dunia 1994 dan Euro 2000.
Selama karier profesionalnya bersama Milan, Maldini termasuk pemain yang sangat stabil menjaga permainannya dan cerdas mengatur emosi. Luar biasa. Tidak salah jika memilihnya sebagai salah satu teladan terbaik bagi para 'youngster'. Saya menjagokannya di urutan PERTAMA.


Alessandro del Piero
(Conegliano, 9 November 1974)
(pos. : Forward Centre)
Seorang Del Piero lah yang menyingkirkan legenda Italia Roberto Baggio dari skuad inti Juventus pada era 90 an. Meski terbilang berpostur pendek, Del Piero memiliki kualitas sebagai penyerang terbaik dunia. Ia memiliki kecepatan, kemampuan drible, akurasi tembakan dan jeli membaca permainan. Di tengah serbuan penyerang muda berbakat, Alessandro del Piero masih mampu menunjukkan kelasnya sebagai salah satu pemain terbaik Italia hingga saat ini. Seringkali gol-gol krusial lahir dari Sang Pangeran Turin ini. Ia meraih kejayaannya bersama Juventus di tanah Italia dan Eropa.
Loyalitas sepenuh hati ia tunjukkan terhadap Super Juve meski harus berlaga di Serie B akibat calciopoli beberapa waktu lalu. Keuletan, kesabaran dan tak pernah menyerah di tengah persaingan pemain muda membuatnya layak untuk diteladani pemain lain.


Ryan Giggs
(Cardiff, 29 November 1973)
(pos. : Left Winger/Midfielder)
Salah satu anggota Class of 92 Manchester United yang masih konsisten bermain hingga saat ini. Pada awal kemunculannya, Giggs adalah pemain sayap kidal tercepat. Sprint yang sulit ditandingi dan drible nyaris sempurna menjadi kelebihan Ryan Giggs. Meski ia kini tak secepat dulu lagi namun Giggs tercatat sebagai pemain senior yang paling konsisten menjaga permainannya dan mencetak gol bagi timnya.

Ia juga mampu menghidupkan permainan United di saat-saat kritis. Giggs terbukti masih mampu bersaing dengan serbuan talenta muda United seperti Luis Nani, Anderson bahkan dengan CR7.
Ia memang tak pernah meraih gelar bergengsi bersama Timnas, namun ia adalah salah satu produk terbaik United sepanjang masa. Ia adalah salah satu punggawa MU saat meraih Treble Winner di tahun 1999 bersama Scholes, Beckham dan Neville bersaudara.. Prestasi terkini Ryan Giggs adalah mengantarkan MU meraih double winner tahun 2008.
Juara premier league dan Champions Eropa 2008. Sebagai pemain, Ryan Giggs adalah salah satu winger terbaik. Jadi tidak salah jka ia adalah panutan bagi para pemain muda.

Fabio Cannavaro
(Napoli, 13 September 1973)
(pos. : Centre Back)
Kompatriot Maldini yang kini merumput bersama Madrid ini memiliki karakter yang hampir sama dengan Maldini. Meski hanya berpostur 175 cm namun Cannavaro terbukti bisa menjadi salah satu bek terbaik dunia. Kecepatan dan akurasi tacklingnya merupakan salah satu yang terbaik. Namun yang lebih penting adalah kepemimpinannya di lapangan memberikan warna tersendiri bagi tim. Prestasi terbaiknya adalah saat mengantarkan Italia menjadi Juara Dunia pada 2006 dan terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia 2006. Luar biasa. Ia adalah teladan yang bisa menjadi panutan bagi semua pemain.





Paul Scholes
(Salford, 16 November 1974)
(pos. : Atacking Midfielder Centre/Midfielder Centre)
Ia adalah produk asli Inggris yang juga tergabung sebagai salah satu alumni Class of 92 bersama Giggs, Beckham, dan Neville bersaudara yang hingga saat ini masih konsisten menjaga permainannya sebagai salah satu playmaker terbaik MU. Sama halnya dengan Giggs, Scholes juga kurang meraih prestasi maksimal bersama Timnas. Namun ia meraih berbagai gelar bergengsi bersama MU.
Juara Premier League, FA Cup dan Champions Eropa. Paul Scholes termasuk pemain MU yang sangat jauh dari publisitas wartawan. Baginya, bermain maksimal di setiap partai jauh lebih utama dibandingkan dengan urusan publisitas. Meski usianya tak lagi muda, kehadiran Scholes di lini tengah United masih tetap diharapkan. Kehadiran dan kematangannya memberikan keseimbangan permainan bagi United.
Saya kira Paul Scholes juga layak masuk daftar.


Javier Zanetti
(Buenos Aires, 10 Agustus 1973)
(pos. : Right Wing Back/Right Back/Defensive Midfielder)
Kapten Internazionale Milan ini adalah salah satu pemain paling senior di tubuh Inter. Zanetti bergabung bersama Inter sejak 1995. Lebih dari satu dekade posisi Zanetti di skuad inti Inter seolah tak tergantikan. Ketenangan, kecepatan, kemampuan drible, kematangan dan kepemimpinannya membuatnya mampu bersaing dengan para gelandang muda Inter.
Kualitas Zanetti terlalu baik untuk disingkirkan,baik di dalam maupun di luar lapangan. Kendati Inter tidak terlalu sukses di kancah Eropa, namun kiprah Zanetti terbilang sangat stabil di semua kompetisi.
Ia adalah salah satu pemain yang sangat jarang menerima kartu dari wasit.
Dedikasi, loyalitas dan usaha keras untuk terus bersaing dengan pemain muda membuatnya layak untuk menjadi panutan bagi pemain lain.


Itulah beberapa teladan terbaik dari para senior sepakbola. Siapa tahu saja Anda punya jago-jago Anda sendiri?


5 Responses to "Teladan Terbaik "Old Soldiers""

Jhoni20 Says :
Monday, 16 February, 2009

kok beckham gak masuk....kan pemain senior jg....hehehehe

saya juga fans sepakbola khususnya team MU hingga saat ini

Anonymous Says :
Monday, 16 February, 2009

Beckham seniornya tanggung,hehe..kan blm 34 thn.pemain senior yg saya pilih minimal 34 th.

Anonymous Says :
Thursday, 19 February, 2009

Paolo Maldini is the best lash buat pak guru

Anonymous Says :
Friday, 20 February, 2009

aku ngga begitu hafal sama pemain sepak bola...yang kutau keren2 semua heheheheh

Anonymous Says :
Sunday, 22 February, 2009

pemain tua seperti padi...makin tua makin merunduk...tapi prestasi tetap tegak :)

Post a Comment