A Journey

Mendengar kata UJIAN NASIONAL (UN) mungkin akan membuat bulu kuduk berdiri dan jantung berdebar -debar, bahkan bisa jadi akan membuat mata berkunang-kunang bagi sebagian PELAJAR di Indonesia. Dulu saya mengenalnya dengan EBTA/EBTANAS. Dan yang jelas, UN memiliki BOBOT dan MATERI yang LEBIH BuaaaNyaak dibandingkan dulu. Iiih,..sereem deh dengernya,.. apalagi materinya standar alias SAMA di SELURUH Wilayah Negara Kesatuan RI.. tak ada KOMPROMI. Baik yang di JAKARTA, MAKASSAR, BANJARNEGARA, ACEH, JAYAPURA maupun di ujung Papua. Hmmm....hebat bener ya para pelajar kita. Mereka bener-bener IKHLAS dan PASRAH menerima apapun kebijakan yang diambil. Ups,...tapi sepertinya PELAJAR kita diPAKSA untuk PASRAH dan BINGUNG dengan REALITA Pendidikan yang ada. Saya aja merasakan beban yang mereka EMBAN saat ini. Apalagi setiap tahun hampir SELALU terjadi PERUBAHAN Sistem Pendidikan di negara kita. Bingung ??!!! ya iyalah,..plis deh,..hari gini geto lohhh...Padahal kita kan tahu sendiri gimana infrastruktur pendidikan di PAPUA,..atau di wilayah pedalaman lain di Indonesia. Mulai dari bangunan sekolahnya, jumlah gurunya, kualitas guru, sampai tradisi yang masih cukup kental di sana. Apakah LOGIS jika menyamakan STANDAR di JAKARTA dengan di ujung Papua,..apakah Masuk AKAL kalo kita samakan Standar Pendidikan di Bandung dengan di pedalaman Banten. Lha wong gedung sekolah RUSAK di Bekasi juga BANYAK kok. Bekasi booo,...deket Jakarta loh,..jangan salah.. Apalagi yang di ujung barat dan ujung timur Indonesia..??

Pendidikan. Apa sih yang sebenarnya diinginkan oleh sebuah PENDIDIKAN. ESENSI dari Pendidikan itu APA ??! Beberapa PAKAR berpendapat bahwa PENDIDIKAN adalah sebuah proses membentuk, membangun dan membina pribadi yang berkarakter, mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap Tuhannya, terhadap dirinya maupun lingkungannya.
Mendidik berarti memulai sebuah PROSES Panjang bagi setiap Individu, agar kelak mampu menjadi INSAN yang BerGuna bagi masyarakat dan Negara. Apakah Pendidikan yang kita miliki mampu melakukannya ??!!

Untuk memperoleh pribadi Berkualitas tentu dibutuhkan KRITERIA yang juga Berkualitas. Namun jika kriteria itu hanya terPATOK pada sebuah ANGKA penentu STANDAR KeLULUSan, lantas apa jadinya??

Semua akan berlomba-lomba mengejar TARGET berupa ANGKA ; 4 koma nol sekian-sekian dst...5 koma nol sekian-sekian dst.... entah itu staf pengajarnya, orang tua, dan terutama sang Pelajar. Akan menjadi KEBANGGAAN besar saat ia tahu bahwa ia bisa melewati ANGka KERAMAT yang di tentukan oleh Sang SISTEM. Pada akhirnya akan tercipta sebuah STIGMA Negatif, YANG PENTING LULUS,..(karena memang tak ada pilihan lain,..mau tak mau ya harus mau,..harus LULUS)
UJIAN NasioNal menjadi MOMEN PengHAKIMAN, a Judgement Day, atau apa lah namanya..sebuah saat yang akan SANGAT Mendebarkan bagi semua PARTISIPAN. Jika BERHASIL lolos dari momen itu, niscaya KELEGAAN tiada tara melingkupi benak para Partisipan. Namun jika divonis GAGAL,..maka bersiaplah menerima kenyataan PAHIT untuk diCAP sebagai seorang PECUNDANG, bahkan seperti nyaris kehilangan separuh masa depan....jerit tangis hingga PingSan seperti tak mampu menutupi semuanya,...Banyak dari mereka yang gagal melewati Momen SAKRAL itu mengalami Shock, TRAUMA dan seperti kehilangan Harga DIRI. Hmmm, mengerikan sekali,..setidaknya itu yang selama ini terjadi.

Ini bukanlah PENDIDIKAN. Karena hanya memberikan rasa khawatir, takut, STRESS, dan yang lebih mengerikan lagi adalah TRAUMA. Tujuan MULIA yang ingin dicapai oleh PENDIDIKAN justru memberikan EFEK Negatif. Semua akan lebih mengejar ANGKA KERAMAT daripada membangun dan membina PRIBADI BerKARAKTER UNGGUL.
Tapi memang inilah yang kita PUNYA saat ini. Ber SABARlah kawan,...TETAPlah semangat wahai SAUDARAku...