Pemberian BLT TIDAK Mendidik

Author: oengz // Category: , ,

Sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM, rakyat miskin berhak memperoleh Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp. 100.000,-.
Entah apa yang ada di benak para decision maker. Program BLT sangat SANGAT TIDAK MENDIDIK. Program ini mencerminkan kePANIKan penguasa negeri ini. Program ini benar-benar sebuah keputusan yang instan.


Ada sebuah pepatah yang mengatakan, “Jika engkau ingin memberi ia makan sehari, berilah ia umpan. Tapi jika engkau ingin memberi ia makan seumur hidup, ajarilah ia cara memancing yang baik”.


Saya rasa kita bisa menafsirkan kata-kata itu. Demikian juga dalam hal program BLT.


Pemberian BLT tak akan mengubah nasib rakyat kecil.
Saya pikir pemberian lahan pertanian atau penyewaan lahan justru akan sangat bermanfaat bagi mereka. Bukankah SBY pernah mendengungkan untuk kembali ke PERTANIAN,...itu kan yang ia katakan saat ujian Doktornya di IPB. Sejauh ini nyaris tak ada gebrakan berarti di sektor ini.


Berdayakan saja rakyat untuk survive. Ada banyak sektor yang bisa kita garap. Selain pertanian, Perikanan dan Kelautan juga sangat prospektif. Banyak sekali celah yang bisa kita manfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Caranya tentu saja tidak memberikan uang secara gratis. Program BLT ini sama saja mengajari mereka untuk menjadi pengemis. BLT adalah solusi INSTAN. Pemerintah tak mau bersusah payah memikirkan KONSEP Pertolongan Pertama Pada Kenaikan harga BBM.


Tapi RAKYAT tetaplah rakyat. Tak ada kuasa atas diri mereka. RAKYAT selalu menjadi korban.

1 Response to "Pemberian BLT TIDAK Mendidik"

erikeaccounting Says :
Monday, 19 May, 2008

iya, saya sangat setuju..
sepanjang pemerintah selalu mengedepankan egoisme, rakyat tidak akan pernah makmur..
walaupun banyak rongrongan dari pihak legislatif daerah, namun pemerintahan pusat tetap saja menjalankan idealismenya yang sembrono..
mereka seakan2 menutup telinga rapat2.
walaupun kritikan2&saran2 mereka dengar dan mereka terima, itu hanyalah sarandan kritik yang akan dibuang ke tong sampah..
bagaimana nasib rakyat kecil dapat diselamatkan?

Post a Comment