Kupat Tahu Pak Moen

Author: oengz // Category: , ,
Iseng-iseng saya mencoba membeli kupat tahu yang pernah jadi langganan saya di alun-alun kota Banjarnegara kemarin pagi. Kerinduan akan rasanya yang KHAS adalah tujuan utama saya. Menikmati sejuknya semilir angin di rindangnya pepohonan Alun-alun adalah yang kedua. Iseng-iseng nongkrong sembari mengintip peluang berkenalan dengan cewek barangkali jadi “hidden agenda” saya...ha. ha.. tapi seperti biasa, keisengan saya selalu dibayangi kecemasan dan kegundahan. Selalu ada tanya dalam setiap langkah saya,...”Wah,...berapa harga sebungkus kupat tahu sekarang ya?”....”Bulan kemarin saja sudah naik Rp 500,..”....

“Kupat Tahu Pak Moen”. Begitu tulisan di gerobak kebanggaannya yang telah puluhan tahun menemani. Sayang sekali saya tidak tahu persis kapan Pak Moen memulai usaha itu. Satu hal yang pasti, beliau sudah mulai eksis sejak saya SMP (mungkin pertengahan 1990-an..). Lokasi favoritnya pun masih sama,..Alun-alun Kota Banjarnegara. Cuma bedanya harga per bungkus kupat tahu waktu itu masih Rp 500. Hmmm,....

Sebuah kerugian besar bagi saya karena saya belum pernah mencoba kupat tahu Pak Moen saat harganya masih Rp 500. Tentu saja menjadi kerugian karena ternyata itu adalah harga terendah yang pernah saya tahu sepanjang karir Pak Moen.

Rp 1500 adalah harga pertama yang saya garansikan untuk satu bungkus kupat tahu milik Pak Moen. Lumayan,...lagipula itu masih terhitung murah jika dibanding rasanya yang Khas dan Super Lezat.

Hari pun terus berlalu mengiringi perjalanan Pak Moen dengan gerobak setianya. Saya pun selalu berusaha sekuat tenaga menjaga rutinitas nongkrong di antara konsumen yang antri untuk membeli kupat tahu. Tapi selalu saja ada keterkejutan dalam momen itu. “Berapa pak semuanya?”,tanya saya. Rp 3000 sudah saya siapkan untuk dua bungkus kupat tahu yang saya pesan. “...Rp 4000 mas”, jawab Pak Moen.

Hmmm, tak apalah,..toh hanya naik Rp 500 dibanding bulan kemarin. Keterkejutan itu masih kalah kuat dibanding keinginan untuk kembali merasakan kenikmatannya yang khas.

Rutinitas itu masih cukup terjaga meski tak lagi seperti biasanya. Kecemasan kembali menghampiri saat kerinduan mencicipi kelezatan kupat tahu itu muncul. Saya pun memberanikan diri melangkahkan kaki ke alun-alun. Masih dengan pertanyaan yang sama untuk agenda tersebut. Tapi rupanya kali ini Pak Moen sudah memiliki jawaban tersendiri. “....Rp 5000 mas dua bungkus”, jawab Pak Moen. Tak apa,..keterkejutan yang saya alami masih belum seberapa jika dibanding keinginan kuat untuk meredakan kegilaan kupat tahu di lidah saya.

Akhirnya tiba juga saat klimaks dari semua keterkejutan saya selama ini terhadap jawaban Pak Moen yang selalu berbeda, Minggu pagi tanggal 12 Oktober 2008. Meski dengan kegundahan yang sama seperti biasanya, saya mencoba kembali menghadiri momen yang pernah saya agungkan itu tempo doeloe. Kegalauan ini begitu terasa menanti jawaban apa yang akan beliau berikan.

Dan memang benar,...ternyata untuk kesekiankalinya Pak Moen memberikan jawaban yang berbeda. Tapi sepertinya keterkejutan yang muncul benar-benar memuncak tak terkira.
“...Rp 12000 mas dua bungkus”, jawab Pak Moen.
Hmmmm,......apakah ini kunjungan saya yang terakhir?.....

1 Response to "Kupat Tahu Pak Moen"

admin Says :
Saturday, 01 November, 2008

baca postingan ini jadi teringat masa2 smp dlu... wktu jaman saya kupat tahu msh 1500...slm knl yak..
eh skrg harga es nya brapa ya

Post a Comment